I.
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah
suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang
saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten
dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.
Sedangkan fundamentals(kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep
yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan
transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan,
pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Tujuan Laporan
Keuangan
Menurut Statement
of Financial Accounting Concept (SFAC) no. 1 menyatakan bahwa pelaporan
keuangan harus memiliki syarat sebagai berikut.
a.
Menyajikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk membuat
keputusan berinvestasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Informasi
yang dihasilkan harus berguna bagi mereka yang membutuhkan informasi tersebut.
b.
Membantu investor dan kreditur untuk menaksi waktu dan ketidakpastian dari
penerimaan uang di masa yang akan datang untuk mendapatkan deviden atau bunga
dari
c.
penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan atau jatuh tempo dari
surat berharga atau pinjaman. Rencana penerimaan dan pengeluaran uang (cash
flow) seorang kreditur atau investor itu berkaitan denan cash flow dari
perusahaan, kreditur dan pihak lain untuk memperkirakan jumlah, waktu dan
ketidakpastian dari aliran kas masuk (sesudah dikurangi kas keluar) dimasa yang
akan datang untuk perusahaan tersebut.
d.
Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas
sumber-sumber tersebut(kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke
perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan) dan pengaruh dari
transaksi-transaksi, kejadin-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi
sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision
usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas
primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk
mencapai dua kualitas tersebut.
1.Kualitas Primer
Tujuan Kualitatif
Informasi keuangan akan bermanfat
bila dipenuhi ketujuh kualitas berikut :
1. Relevan
Relevansi suatu
informasi harus dihubungan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak
relevan untuk keperluan para pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan
ada gunanya, betapa pun kualitas-kualitas lainnya terpenuhi.
Dalam
mempertimbangkan relevansi dari pada informasi yang bertujuan umum (general
purpose information), perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai, dan
bukan pada kebutuhan khusus pihak-pihak tertentu. Dengan demikian. Suatu
informasi mungkin mempunyai tingkat relevansi yang tinggi bagi kegunaan yang
lain.
ü Nilai umpan balik dan nilai prediksi
sebagai unsur-unsur relevan
Informasi dapat menjadikan keputusan
yang berbeda dengan meningkatkan kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi
atau dengan membetulkan harapan awal mereka. Informasi berpengaruh terhadap
perilaku manusia dan karena orang berbeda dapat bereaksi secara berbeda
terhadap informasi tersebut, maka informasi keuangan tidap dapat dievaluasi
dengan cara sebatas kebenaran peramalan atas dasar informasi tersebut. Nilai
prediktif merupakan pertimbangan yang penting dalam memisahkan informasi
akuntansi yang relevan dan tidak relevan.
ü Ketepatan waktu (timeliness)
Ketepatan waktu adalah aspek
pendukung relevansi. Ketika informasi tidak tersedia saat dibutuhkan atau
tersedia setelah sekian waktu setelah pelaporan maka informasi tersebut tidak
memiliki nilai untuk tindakan masa depan. Informasi tersebut memiliki relevansi
dan manfaat yang rendah. Timeliness berarti tersedianya informasi dalam
pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas
pengaruhnya dalam mempengaruhi keputusan. Timeliness sendiri tidak dapat
membuat informasi relevan, tetapi kurangnya timeliness dapat membuat
informasi kehilangan relevansinya. Jadi ada derajat timeliness.
2.Keandalan
informasi (reliablelity)
Keandalan merupakan kualitas
informasi yang menyebabkan pemakaian informasi akuntansi, sangat tergantung
pada kebenaran informasi yang dihasilkan. Keandalan suatu informasi sangat
tergantung pada kemampuan suatu informasi untuk menggambarkan secara wajar
keadaan/peristiwa yang digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Ø Daya Uji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-pertimbangan
dan pendapatan yang subyektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia
di dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga informasi tersebut
tidak lagi berlandaskan pada realita obyektif semata. Dengan demikian untuk
meningkatkan manfaatnya,informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para
pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
Ø Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak boleh ada
uasaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara
hal tersebut akan merugikan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan yabng
berlawanan.
Ø Tepat waktu
Informasi harus
disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu
dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya
pengambilan keputusan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar