XI. BARANG DALAM
PROSES
Barang
dalam proses/Pekerjaan dalam proses terdiri dari bahan baku yang sebagian telah
dip roses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual. Terdiri dari biaya
:
1. Bahan
Langsung
Bahan langsung
(Bahan Baku), yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan
komponen utama dari suatu produk. Bahan baku biasanya mudah ditelusuri dalam
suatu produk dan harganya relative tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu.
Misalkan produk kursi rotan bahan bakunya rotan. Adapun bahan pembantu dari
produk kursi rotan, seperti paku, lem kayu, dempul, dan lain-lain.
Adapun dasar
penyusunan anggaran bahan baku bersumber dari anggaran produksi, rencana
persediaan bahan baku, dan standar bahan baku dipakai. Formula yang
dipergunakan untuk menyusun anggaran bahan baku sebagai berikut :
2. Upah
Langsung
Yang dimaksud
dengan biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai penggunaan tenaga kerja
(manusia) dalam proses produksi. Dalam biaya tenaga kerja langsung kita perlu
memiliki waktu kerja dan upah yang akan dibayarkan kepada pekerja untuk dapat
menghitung biaya tenaga kerja langsung seperti dalam rumus ini :
3. Overhead
Pabrik
A. Penggolongan
Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam Biaya Overhead Pabrik dikelompokan menjadi beberapa golongan berikut ini :
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam Biaya Overhead Pabrik dikelompokan menjadi beberapa golongan berikut ini :
·
Biaya Bahan Penolong adalah bahan yang tidak
menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi
tetapi nilainya relative kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi
tersebut.
·
Biaya
Reparasi dan Pemeliharaan adalah biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya
suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar
perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan.
·
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah tenaga
kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada
produk atau pesanan tertentu.
·
Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian
terhadap aktiva tetap adalah biaya-biaya depersiasi emplasemen pabrik, bangunan
pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap
lain yang digunakan pabrik.
·
Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen,
asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian
trial-run.
·
Biaya Overhead Pabrik lain yang secara langsung
memerlukan pengeluaran uang tunai adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada
pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.
B. Penggolongan
Biaya Overhead Pabrik Menurut Prilakunya Dalam Hubungan Dengan Perubahan Volume
Produksi
·
Biaya Overhead Pabrik variable adalah Biaya
Overhead Pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
·
Biaya Overhead Pabrik tetap adalah Biaya
Overhead Pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan
tertentu.
·
Biaya Overhead Pabrik semivasiabel adalah Biaya
Overhead Pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Biaya Overhead Pabrik yang bersifat semivariabel dipecah menjadi dua unsur
yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
C. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut
Hubungannya Dengan Departemen
·
Biaya Overhead Pabrik langsung departemen adalah
Biaya Overhead Pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya
hanya dinikmati departemen tersebut.
·
Biaya Overhead Pabrik tidak langsung departemen
adalah Biaya Overhead Pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu
departemen.
BOP-V dibebankan xxxx
BOP-V Sesungguhnya xxxx
Jurnal untuk mencatat selisih BOP
:
- Selisih
BOP-V xxxx
BOP-V
Sesungguhnya xxxx
(underapplied
BOP)
BOP-V
Sesungguhnya xxxx
Selisih BOP-V xxxx
(overupplied BOP)
Barang Jadi
Barang-barang yang sudah selesai
diproses dalam suatu proses produksi dan sudah siap dipasarkan . Dari barang
jadi inilah kita dapat menghitung harga pokok penjualan.
Berikut adalah rumus yang dapat
digunakan dalam menghitung harga pokok penjualan pada perusahaan manufaktur,
berbeda dengan perhitungan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang, untuk
perusahaan manufajtur tergolong lebih rumit dibanding dengan perusahaan dagang
:
PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN (MANUFAKTUR)
|
|||
PERSEDIAAN BAHAN BAKU AWAL
|
XXX
|
||
DITAMBAH :
|
PEMBELIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
|
XXX
|
|
DIKURANGI :
|
PERSEDIAAN BAHAN BAKU AKHIR
|
XXX
|
|
JUMLAH BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN
|
XXX
|
||
DITAMBAH :
|
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
|
XXX
|
|
DITAMBAH :
|
BIAYA OVERHAD PRODUKSI
|
XXX
|
|
TOTAL BIAYA PRODUKSI
|
XXX
|
||
DITAMBAH :
|
PERSEDIAAN AWAL BARANG DALAM PROSES
|
XXX
|
|
DIKURANGI :
|
PERSEDIAAN AKHIR BARANG DALAM PROSES
|
XXX
|
|
HARGA POKOK PRODUKSI
|
XXX
|
||
DITAMBAH :
|
SALDO AWAL PERSEDIAAN BRG JADI
|
XXX
|
|
BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
|
XXX
|
||
DIKURANGI :
|
SALDO AKHIR PERSEDIAAN BARANG JADI
|
XXX
|
|
HARGA POKOK PENJUALAN
|
XXX
|
X. EFEK KESALAHAN PENCATATAN PERSEDIAAN DAN METODE PENYUSUTAN
Umumnya kesalahan pencatatan persediaan pada neraca dan laba / rugi
menyangkut
masalah pemisahan Harga Pokok Penjualan dan Harga Pokok Barang yang tidak dijual.
masalah pemisahan Harga Pokok Penjualan dan Harga Pokok Barang yang tidak dijual.
Seharusnya kedua hal tersebut harus dipisahkan
secara benar.
Kesalahan persediaan akan berpengaruh pada : A. Likuiditas perusahaan (neraca)
B. Laba
periodik
Kesimpulan pengaruh kesalahan adalah :
1. Apabila persediaan awal kurang dari yang seharusnya, maka laba bersih akan
menjadi rendah.
2. Apabila persediaan awal lebih dari yang seharusnya, maka laba bersih akan
menjadi tinggi.
3. Apabila persediaan akhir kurang dari yang seharusnya, maka laba bersih akan
menjadi
tinggi.
4. Apabila
persediaan akhir lebih dari yang seharusnya, maka laba bersih akan menjadi
rendah.
METODE
PENYUSUTAN
Metode penyusutan pada dasarnya
dirancang atas dasar faktor-faktor tertentu contohnya : faktor waktu, faktor
penggunaan. Metode penyusutan yang berdasarkan kepada faktor waktu antara lain
:
1).
Metode Garis Lurus
Dimana metode ini , beban
penyusutan tiap tahun penggunan aktiva tetap jumlahnya sama.
Penyusutan = Harga perolehan –
Nilai Residu
Usia Ekonomis
2). Metode
Beban Menurun yaitu :
a). Metode Jumlah Angka
Tahun
Metode ini penyusutan untuk tiap
tahun jumlahnya menurun
Penyusutan :
Sisa usia aktiva tetap x jmlh yang disusutkan
Jmlh angka tahun usia
b). Metode Menurun Ganda
Penyusutan ditetapkan atas dasar
prosentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan.
Sedangkan metode penyusutan yang
didasari kepada faktor penggunaanya, terdiri dari :
1.
Metode Satuan Jam Kerja
Metode ini, beban penyusutan
ditetapkan atas dasar jam kerja yang dapat dicapai dalm periode yang
bersangkutan .
B. penyusutan : jam kerja yg
dicapai x tarif penystan tiap jam kerja
Tarif penyusutan tiap jam kerja :
harga perolehan –nilai residu
Taksiran jam kerja yg dpt dicapai
2.
Metode Satuan Hasil Produksi
Metode ini sama dengan satuan jam
kerja, yaitu berdasarkan kepada faktor penggunaannya.
Metode penyusutan faktor penggunaan:
·
metode jam jasa : pembelian aktiva mengambar jumlah
jasa yang dibeli
·
metode untuk produksi : suatu aktiva diperoleh
untuk jasa yang dapat diberikannya dalam bentuk hasil produksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar