DEDUKSI DAN INDUKSI
PENALARAN DEDUKSI
Penalaran deduksi didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak
dari hal yang umum. Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada
pernyataan umum yang dituangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada
beberapa kalimat penjelas.
1.
Silogisme
Kategorial
Silogisme Katagorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan
katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang
kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi
predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang
menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle
term).
Contoh :
My : Semua tumbuhan membutuhkan air.
Mn : Akasia adalah tumbuhan .
K : Akasia membutuhkan air
2.
Silogisme
Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah
Mn : Kucing berada di luar rumah
K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah
3.
Silogisme
Hipotesa
Silogisme hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis
minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila
minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
Mn : Uang tidak ada
K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
4.
Entimen
Entimen adalah silogisme yang di pendekkan.
Contoh :
Semua makhluk hidup pasti akan mati. Hitler adalah makhluk hidup. Hitler
pasti akan mati.
5.
Rantai
Deduksi
Seringkali penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari
entimem. Orang-orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat
pula merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk-bentuk
yang informal.
Yang penting dalam mata rantai deduksi ini, penulis harus mengetahui
norma dasar, sehingga bila argumennya mendapat tantangan atau bila ia sendiri
ragu-ragu terhadap argumen orang lain, ia dapat menguji argumen ini untuk
menemukan kesalahannya dan kemudian dapat memperbaikinya, baik kesalahan itu
terjadi karena induksi yang salah, entah karena premis atau konklusi-konklusi
deduksi yang salah.
Contoh:
Semua lampu adalah bercahaya
Senter adalah lampu
Jadi, senter bercahaya
Lilin juga bercahaya
Obor juga bercahaya
PENALARAN INDUKSI
Induksi atau penalaran induktif adalah penalaran dari kasus-kasus
partikular menuju pada kesimpulan umum.
1.
Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena
individual menuju kesimpulan umum
Contoh :
-
Tamara Bleszynski adalah
bintang iklan, dan ia berparas
cantik.
-
Nia Ramadhani adalah
bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan "semua bintang sinetron berparas cantik" hanya
memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
2.
Hipotesa
dan Teori
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah
yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul
tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upayapembuktian hipotesis, peneliti dapat saja
dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang
telah teruji kebenarannya disebut teori.
Pernyataan hubungan antara variabel, sebagaimana
dirumuskan dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan dugaan sementara atas
suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam
kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis
yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti
atau dipelajari dalam penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori.
Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat
diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan
ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum
digunakan ialah melalui prosesoperasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat
keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk
fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi
yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan
antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis
3.
Analogi
Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki
sifat sama. Cara ini didsarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam
berbagai segi, maka akan ada persamaan pula dalam bidang lain.
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi
dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses
morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh :
Contoh :
-
Pada
kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
-
Arief
seorang alumni SMUN 1 Tegal dapat diterima kerja di perusahaan Pak Subur. Oleh
sebab itu, Nani yang juga lulusan SMUN 1 Tegal pasti dapat pula diterima kerja
di perusahaan pak Subur.
4.
Hubungan
Kausalitas
Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari
peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.. Salah satu
variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Contoh :
· Hubungan kepandaian dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian
membuat orang bisa kaya, dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk
belajar sehingga pandai).
· Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi
istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu sedang sakit.
5.
Induksi
Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan
yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan
pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan
tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk
memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang
langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar