Nama NPM
Indri
Agustian F (23212717)
Mega
Nirmala p (24212514)
Tiara
Diana Y (27212369)
TUGAS
PERTAMA !!
SOAL :
1. Berikan
kasus/gambar ilustrasi untuk penjelasan setiap strategi pada soal nomor 1
JAWAB :
v Kasus Strategi Pertumbuhan
Menteri Keuangan Uni
Eropa mengakui strategi pertumbuhan ekonomi di wilayahnya gagal, kecuali
langkah berani diambil guna pemulihan ekonomi yang stagnan.
"Sebagian besar
negara Eropa menderita interaksi yang saling menjadikan keuntungan
produktivitas terbatas, deleveraging berlarut-larut, sektor perbankan lemah dan
harga relatif terdistorsi," kata studi yang dilakukan media Bruegel,
seperti dilansir dari The Irish Times, Sabtu (13/4/2013)
"Kombinasi ini
memberikan kontribusi melemahnya pertumbuhan ekonomi. Ini sebagai gambaran
gelap yang menyerukan tindakan kebijakan yang berani secara signifikan
melampaui apa yang saat ini sedang dilakukan," tambahnya.
Dalam 30 tahun lalu, output
dari negara-negara yang membentuk Uni Eropa sampai ekspansi 2004 adalah 15
persen lebih tinggi dari Amerika Serikat, kemungkinan menjadi 17 persen lebih
rendah pada 2017.
Hal ini karena
produktivitas di Eropa telah jatuh sejak 2007, di mana pasar tenaga kerja
lambat bereaksi terhadap siklus ekonomi dan ekonomi lebih terfokus pada imitasi
dari inovasi. Sebanyak 17 negara yang menggunakan mata uang euro berada dalam
resesi tahun lalu dan akan berkontraksi lebih lanjut tahun ini, akibat krisis
utang.
v Kasus Strategi Pembangunan Dengan Pemerataan
Tak dapat dipungkiri,
kondisi geografis suatu daerah mempunyai peranan penting dalam kemajuan
pembangunan. Daerah yang berada di wilayah strategis sangat signifikan dalam
mempercepat dan meningkatkan pembangunan ekonomi. Sebagai contoh, Provinsi
Banten yang secara geografis bisa dibagi dalam dua wilayah pembangunan,
yaitu utara dan selatan. Bagian utara meliputi Tangerang, Kota Tangerang
Selatan, dan Cilegon. Sedangkan bagian selatan meliputi Kabupaten Lebak,
Pandeglang, dan Serang.
Daerah bagian selatan
relatif tertinggal dibandingkan daerah bagian utara. Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS), PDRB 2009 di Kabupaten Pandeglang dan Lebak bagian selatan
masing-masing mencapai Rp 3,9 miliar dan Rp 3,8 miliar. Sedangkan bagian utara
seperti Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang mencapai Rp 17 miliar dan Rp 27
miliar. Padahal, Kabupaten Lebak dan Pandeglang luasnya 63,89 persen dari luas
Banten. Sementara Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang hanya 12.06 persen
luas Banten.
Kondisi tersebut
disebabkan oleh geografi-strategis daerah bagian utara yang sangat dekat dengan
kota metropolis DKI Jakarta. Posisi Tangerang dan Kota Tangerang sebelah utara
merupakan hinterland bagi DKI Jakarta. Tangerang lebih melayani Jakarta
dibandingkan wilayah selatan. Sebaliknya, bagian selatan seolah menjadi daerah
yang berdiri sendiri. Di samping itu, kawasan bagian utara merupakan spill over
(tumpahan) pembangunan di DKI Jakarta. Bisa dilihat misalnya, Kota Tangsel yang
relaf baru sudah memiliki indikator pembangunan sangat baik. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Tangsel sudah mencapai 75,1 dan pendapatan per kapita Rp 8.459
juta lebih.
Oleh karena itu,
ketimpangan yang terjadi antara utara-selatan harus segera diatasi, salah
satunya, melalui strategi pembangunan jangka panjang dengan memaksimalkan potensi
daerah tertinggal. Saat ini, strategi yang tengah dikembangkan, antara lain,
dengan menjadikan daerah bagian selatan sebagai kawasan minapolitan.
Konsep utamanya adalah pembangunan kelautan dan perikanan yang berbasis kawasan
dengan keterpaduan lintas sektor untuk peningkatan taraf hidup masyarakat.
Sedangkan prinsipnya adalah pengembangan kewilayahan yang efektif, efisien
disertai dukungan lintas sektor.
Lokasi-lokasi
pengembangan minapolitan Banten meliputi Pelabuhan perikanan Nusantara (PPN)
Karangantu, Kota Serang, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Kabupaten
Pandeglang, kawasan budidaya rumput laut Pontang, Kota Serang, dan kawasan
budidaya kerang Panimbang dan kawasan pangkalan pendaratan ikan (PPI)
Binuangeun. Lokasi itu merupakan sentra pengembangan perikanan yang
diprioritaskan. Mulai 2012 empat kawasan pelabuhan perikanan tersebut akan
menjadi kawasan minapolitan di Banten untuk jenis perikanan tangkap.
Anggaran sektoral pada
DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Banten akan difokuskan untuk memberikan
input produksi serta sarana dan prasarana pokok. Sedangkan yang lintas sektoral
berupa penyediaan prasarana pendukung seperti jalan, saluran irigasi serta
dukungan lain yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya, sebagain besar yang
dimiliki akan difokuskan pada lokasi minapolitan dimaksud.
Proyek pengembangan
kawasan minapolitan di Banten ini akan menjadi percontohan nasional bagi sektor
kelautan dan perikanan. Karena itu, proyek ini perl dikawal oleh seluruh elemen
masyarakat supaya proyek ini berhasil. Pengembangan kawasan minapolitan harus
menjadi prioritas utama yang dikerjakan sungguh-sungguh di masing-masing
daerah. Dukungan dan kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan untuk
menyukseskan program strategis ini, sehingga kesenjangan pembangunan dapat
teratasi.
v Kasus Strategi Ketergantungan
Pemerintah
belum serius memperhatikan kebijakan terkait ketahanan pangan.
PEKANBARU
- Ketergantungan produk hasil pertanian pada asing, khususnya pangan seperti
bawang merah dan bawang putih, dapat mengancam kedaulatan negara, kata pengamat
ekonomi dari Universitas Riau Ediyanus Herman Halim.
"Untuk
itu, pemerintah harus berupaya agar negara ini bisa terlepas dari
ketergantungan suplai bahan kebutuhan pokok tersebut dengan kiat-kiat yang
jitu," kata Ediyanus kepada Antara di Pekanbaru, Rabu (20/3). Menurut dia,
bawang merupakan komoditas strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak,
sehingga menjadi bagian penting dari ketahanan negara.
Untuk
mencukupi kebutuhan komoditas strategis ini, kata dia, maka kebutuhannya tidak
boleh digantungkan sepenuhnya pada pihak asing, karena komoditas tersebut
merupakan bentuk kedaulatan pangan yang secara komprehensif akan mempengaruhi
kedaulatan negara. Ediyanus menjelaskan, produk pangan strategis seperti bawang
merupakan kebutuhan yang telah menjadi sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat
Indonesia.
"Untuk
itu, keseimbangannya harus tetap terjaga. Mulai dari hasil pertanian dalam
negeri, hingga terkait harganya juga harus saling menguntungkan kedua belah
pihak, baik petani maupun konsumen (masyarakat)," katanya.
Satu
hal yang harus diketahui, demikian Ediyanus, bicara soal bawang merah atau
bawang putih, tidak hanya berbicara soal kebutuhan pokok, namun juga terkait
sosial masyarakat dan kedaulatan negara.
"Hal
itu dapat dilihat dari peristiwa mahalnya harga bawang. Peristiwa ini membuat
masyarakat begitu 'menjerit' dan begitu menimbulkan kepanikan," katanya.
Yang
juga harus dipahami lagi, kata dia, jika peristiwa kelangkaan bahan pangan
termasuk bawang terus terjadi, maka bukan tidak mungkin akan memicu konflik
horizontal di tengah masyarakat yang tidak puas dengan kebijakan-kebijakan
pemerintah.
Ediyanus
berpandangan bahwa sejauh ini upaya ketahanan pangan yang dilakukan pemerintah
masih belum begitu optimal sehingga sering gagal karena pemerintah tidak
konsisten dalam menjaga ketahanan pangan yang merupakan bagian penting dari
ketahanan nasional.
"Sudah
saatnya dan sepantasnya, setiap bangsa berjuang melawan ketergantungan pada bangsa
asing guna menjaga keutuhan kedaulatan khususnya pada ketahanan pangan,"
katanya.
Dia
mengatakan, sejauh ini pemerintah juga belum cukup serius untuk memperhatikan
kebijakan-kebijakan terkait masalah pangan atau ketahanan pangan.
Kondisi
demikian menurut dia sangat mengkhawatirkan, mengingat pertumbuhan penduduk
Indonesia yang begitu pesat, tidak didukung dengan perluasan lahan pertanian
yang memadai. Sehingga, kata dia, ketergantungan dengan produk pangan asing
bukan malah berkurang justru malah meningkat setiap tahunnya.
"Pemerintah
harus mengkoreksi berbagai kebijakannya. Jangan sampai kepentingan politik
justru melemahkan ketahanan pangan dalam negeri hingga mengancam kedaulatan
negara," demikian Ediyanus.
v
Gambar Strategi yang Berwawasan
Ruang
Pembangunan harus berwawasan ruang
JAKARTA (Suara Karya)- Saat ini
seluruh elemen masyarakat didunia memperhatikan berbagai isu ruang lingkungan,
terutama dikaitkan dengan meningkatnya intensitas pembangunan.
Ini merupakan dampak berbagai
masalah perubahan iklim dan pemanasan global yang sama-sama dihadapi dan
dirasakan setiap Bangsa dan Negara didunia. Untuk itu, tidak berlebihan jika
sektor jasa konstruksi di Indonesia pada 2012 ini juga harus mengedepankan
pembangunan dan hasil karya yang berwawasan ruang lingkungan.
Demikian dikatakan Menteri
Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto saat membuka Pameran Konstruksi Indonesia
2012 yang mengankat tema “Harmonisasi Konstruksi yang berwawasan ruang
lingkungan” di Jakarta, Rabu (27/6) malam.
Menurut Djoko, untuk menembus
pasarglobal dan memantapkan predikat Indonesia sebagai negara tujuan investasi
(investment grade), maka penting bagi pelaku usaha sektor jasa konstruksi dan
sektor lainnya untuk selalu memperhatikan dan pe\duli terhadap isu strategis
ditingkat global.
Lebih jauh Djoko mengatakan, agenda
pameran ini menjadi milik seluruh masyarakat disektor jasa konstruksi dan ajang
pertemuan pelaku usaha diseluruh Tanah Air, bahkan dari berbagai belahan dunia.
Pameran Konstruksi Indonesia telah
menjadi media pertukaran informasi dan komunikasi didunia bisnis, baik nasional
maupun internasional. Selain itu juga menjadi ajang promosi untuk menggairahkan
investasi dan kegiatan konstruksi di Tanah Air.
Sementara itu, Kepala Badan
Pembinaan Konstruksi (Bapekons) Kementrian PU Bambang Goeritno mengemukakan,
sektor jasa konstruksi mempunyai andil besar dan berkaitan erat dengan masalah
lingkungan maupun perubahan iklim.
Karena itu, pelaku usaha jasa
konstruksi di Indonesia dituntut untuk lebih responsif terhadap kebijakan dan
isu ruang lingkungan, khususnya dalam setiap kegiatan dan pekerjaan dilakukan.
Kegiatan Pameran Konstruksi
Indonesia 2012 juga mengusung kompetisi penyelenggaraan konstruksi yang
berwawasan ruang lingkungan, antara lain lomba dan sarasehan pekerja sektor
jasa konstruksi, kompetisi foto, lomba jurnalistik/karya tulis dimedia cetak
serta lomba karya tulis ilmiah terkait konstruksi. Selain itu, pemberian
penghargaan karya konstruksi dan kinerja proyek konstruksi serta penyusunan
buku dan pameran maupun seminar.
Puncak acara Pameran Konstruksi
Indonesia 2012 akan diselenggarakan seminar dan pameran yang melibatkan pelaku
usaha jasa konstruksi berstatus swasta dan BUMN, industri dan pemasok
bahan/peralatan konstruksi, pengguna jasa, asosiasi konstruksi, serta asuransi
dan perbankan.
Pameran yang akan dilaksanakan pada
29 November-2 Desember 2012 ini dilaksanakan untuk memfasilitasi komunikasi dan
interaksi antara para pemangku kepentingan, sekaligus sebagai media pameran
produk konstruksi.
v
Kasus Strategi Pendekatan Kebutuhan
Pokok
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial akan memfokuskan
program penanganan kemiskinan di daerah perbatasan dan daerah tertinggal pada
2012. Dirjen Pemberdayaan Sosial, Hartono Laras mengatakan, fokus kerja
dilakukan di 50 kabupaten tertinggal dan 39 titik wilayah perbatasan
antarnegara.
Menurut dia, program-program yang
sudah berjalan di pedesaan dan perkotaan juga akan terus dilanjutkan. Ia
mencontohkan, di wilayah perbatasan Camar Bulan di Kabupaten Sambas, Provinsi
Kalimantan Barat, penanganan kemiskinan akan lebih difokuskan agar masyarakat
bisa sejahtera.
Program penanganan kemiskinan
juga dilakukan di wilayah-wilayah khusus perkotaan, seperti wilayah kumuh.
Dana yang dianggarkan untuk
program penanggulangan kemiskinan pada 2012 sebesar Rp754 miliar, sebagian
besar hingga 57 persen dialirkan ke daerah dan selebihnya untuk pusat.
"Saya berharap untuk masalah
penanganan kemiskinan tidak hanya dilakukan pemerintah dan anggaran dari APBN,
tapi bagaimana caranya merangkul pihak-pihak lain," ujar Hartono di
Jakarta, Jumat (3/2).
Selain penanganan kemiskinan juga
dilakukan pemberdayaan ekonomi melalui kelompok usaha bersama (kube) bagi
masyarakat perbatasan sehingga lebih efektif meningkatkan kesejahteraan warga
miskin.
Anggaran untuk program Kube 2012
sebesar Rp133 miliar untuk di perkotaan dan Rp291 miliar untuk wilayah
pedesaan. Jumlah tersebut berbeda karena karakteristik wilayah yang juga
berbeda sebab di perkotaan karena masalah sosial tinggi seperti masalah wilayah
kumuh dan kriminalitas tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar